...masih belum tau. masih gelap. masih bingung. hehe. tapi yang pasti, bukan calon pemimpin macam ini yang bakal saya pilih :
- calon pemimpin yang mengerahkan pendukungnya untuk kampanye sampai bikin jalan macet dan berisik. Menomorduakan hak rakyat untuk hidup nyaman dan tentram demi kepentingan pribadi.
- calon pemimpin yang sibuk mengadakan bakti sosial sana-sini macam pemeriksaan kesehatan gratis sambil minta masyarakat buat nggak lupa milih dia. pamrih. nggak ikhlas. 'baik' cuman karena ada maunya aja.
- calon pemimpin yang terus-terusan mendompleng kebaikan orang lain untuk promosi diri sendiri. padahal, orang kembar aja wataknya bisa beda. masa' cuman karena status temenan bisa menjamin wataknya atau kebaikannya sama.
- calon pemimpin yang menyombongkan penghargaan yang diraihnya waktu dia menjabat untuk promosi diri sendiri. padahal menurut saya, penghargaan yang dia raih ketika dia menjabat bukan berarti 'kemenangannya' tapi kemenangan seluruh timnya. Dia kan nggak mungkin selama ini kerja sendiri. Kenapa dikedepankan seolah-olah hanya dia yang berjasa?
- calon pemimpin yang baru sekarang turun ke jalan, padahal ngakunya warga atau keturunan asli daerah ini. kemaren-kemaren waktu rakyat susah, kemane aje lu?
- calon pemimpin yang terlalu memanfaatkan profesinya untuk mengambil hati rakyat, tapi ketika disuruh menjelaskan visi misinya sebagai pemimpin, jawabannya berantakan. punten ya, tapi ngurus rakyat kan bukan syuting, yang bakal diurus nanti adalah karakter beneran, kehidupan beneran, bukan kehidupan bohong-bohongan macam sinetron yang bisa di-cut gitu aja pas ada masalah.
- calon pemimpin yang 'jor-joran' menyumbang sana-sini, ngasih uang sana-sini, pasang iklan sana-sini, bayar artis buat promo sana-sini. modal-nya gede banget, padahal kita tahu latar belakang kehidupannya kayak apa. dia bukan bos TV, bukan juga pengusaha kaya raya. takutnya nanti pas menjabat, yang pertama dipikirkan adalah 'gimana caranya biar balik modal'... :P
jadi mending pilih yang mana?
0 komentar:
Posting Komentar